Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2008

70 Solusi Keuangan

Pengalaman adalah guru yang terbaik... bahkan pengalaman orang lain pun bisa menjadi hikmah untuk kita sendiri. Buku yang diterbitkan olah Gema Insani Press ini berisi 70 masalah keuangan dan solusinya yang sering dihadapi oleh rumah tangga di Indonesia. Dikutip dari kolom saya di Republika selama 5 tahun terakhir, dan disusun secara tematik. Mulai dari masalah pengelolaan keuangan sehari-hari, perencanaan masa depan, asuransi, investasi, bisnis, dan lain-lain. Selamat membaca...

Perencana Keuangan; Apa & Kenapa...?

Tugas utama para profesi ini adalah mendampingi orang perseorangan atau sebuah keluarga untuk menyusun sebuah rencana keuangan guna mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dipilih atau ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks ini, perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan keuangan pribadi ( personal finance ) daripada keuangan perusahaan ( corporate finance ). Rencana keuangan berisi daftar dari tujuan keuangan disertai saran-saran bagaimana cara mencapainya dan tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi orang atau keluarga bersangkutan. Jadi fungsi dari perencanaan keuangan keluarga adalah merencanakan masa depan sedini mungkin untuk mencapai tujuan keuangan yang dicita-citakan melalui pengelolaan keuangan yang terencana, teratur dan bijak. Dalam buku berjudul The Truth About Money, Ric Edelman memaparkan 11 alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan, yakni karena melalui proses perencanaan keuangan kita lebih dimungkinkan untuk: 1. Melindungi diri sendiri ...

Keluarga Sakinah, Keluarga Kaya

Setiap dari kita tentunya mendambakan sebuah keluarga yang ideal. Dalam Islam, keluarga ideal ini seringkali digambarkan sebagai keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Atau keluarga yang tenang (sakinah), penuh cinta (mawaddah), dan dirahmati Allah (rahmah). Berbicara masalah rumah tangga sakinah, ada banyak cirri-cirinya. Dalam tulisan ini kita akan bahas ciri rumah tangga sakinah berdasarkan salah satu hadits Rasulullah SAW. Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa kebahagiaan seorang kepala keluarga didapat dengan 4 hal. Artinya, ada empat ciri umum rumah tangga yang sakinah. Yaitu rumah yang luas, kendaraan yang baik, istri yang sholehah, dan rezeki yang halal dan baik. Kalau kita lihat keempat ciri tersebut dari kaca mata keuangan, keluarga sakinah adalah keluarga yang kaya. Baik itu kekayaan materi dalam arti harta, maupun kekayaan batin. Dan kekayaan harta yang dimiliki, bukan hanya sekedar banyak saja, tapi juga kekayaan yang halal. Halal dzatnya dan halal pula cara perolehannya....

Lapar vs Kenyang

Judul ini adalah kelanjutan dari penjelasan saya mengenai C4M Golden Rules. Dimana konsep C4M mengajak kita untuk mendahulukan zakat, lalu pembayaran hutang, setelah itu saving, dan baru sisanya untuk biaya hidup. Selalu muncul pertanyaan, bagaimana bisa biaya hidup hanya menunggu sisanya saja? apa cukup? terus bukankah itu yang paling penting? Saya setuju bahwa biaya hidup itu penting, bahkan sangat penting. Tapi bukan berarti biaya hidup itu kita jadikan prioritas, karena yang namanya biaya hidup banyak sekali mengandung komponen keinginan, bukan hanya kebutuhan. Dan secara psikologis, mendahulukan biaya hidup di atas keperluan yang lain, justru membuat kita menjadi malas dan cenderung berfikir negatif. Mari kita bahas contohnya: Andaikan kita sudah penuhi dulu semua biaya hidup, istilahnya sih sudah hidup enak. Makan sudah kenyang, anak-anak tidak lagi rewel karena sudah "disogok" uang jajan dan mainan. Maka apa yang terjadi ketika ada tagihan hutang datang? atau ternyata ...

Rich Kids; Belajar Kaya Sejak Kecil

Belajar Kaya Sejak Kecil: # Bangun mental kaya sejak dini # Kecerdasan finansial berbanding lurus dengan kecerdasan emosi # Ubah pemahaman finansial orang tua yang salah sebelum mengajari anak # Cari cara cerdas dan mudah untuk mengajari anak cerdas finansial # Anak cerdas finansial = Anak KAYA # Baca buku dan Anda akan menjadi kaya

Cashflow for Women; Menjadikan Perempuan sebagai Manajer Keuangan Keluarga Paling Top

Sebenarnya laki-laki maupun perempuan sama saja, kalau sudah belanja. Sama-sama lupa, sama-sama tidak terkontrol. Bedanya, perempuan sudah tercitrakan sebagai kaum yang suka belanja. Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat kita menempatkan perempuan sebagai manajer keuangan keluarga. Terlepas dari benar atau tidak citra itu, yang jelas ketika perempuan menjadi pengelola keuangan keluarga, ia harus mampu mengatur pemasukan dan pengeluaran uang menjadi seimbang. Dan, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Hikmah ini akan membantu Anda menjadi pengelola keuangan yang top. Seorang pengelola yang tidak hanya bisa menghabiskan, tetapi juga menghasilkan uang. ------------------------------------------------------------------------- "Membaca buku ini membuat saya tersadar akan pentingnya mengatur dan merencanakan keuangan, baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Bahasan yang akrab dengan dunia perempuan ini memang mengasyikkan untuk dibaca dan tentu saja sangat bermanfaat.......

Bunda Luar Biasa: Sukses Berbisnis & Bekerja

Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas keuangan keluarga? Ungkapan yang biasa terjadi Ayah yang mencari uang dan Bunda yang mengatur uang. Tetapi apakah Anda menyadari bahwa seorang Bunda dapat mencari uang tanpa harus meninggalkan tanggung jawabnya sebagai istri dan seorang Bunda. Ahmad Gozali, perencana keuangan yang sukses dengan bukunya, Cashflow for Woman, kini menggaet Bunda Sulis yang sukses bekerja, berbisnis, dan tetap mampu mengurus anak. Mereka akan membantu para Bunda untuk mandiri secara finansial dan menjadi mitra suami dalam mencari nafkah tanpa harus bermodal ratusan juta rupiah. ------------------------------------------------------------------------- "Buku penting dan wajib untuk wanita. Sangat bermanfaat untuk pria bertanggung jawab" Tung Desem Waringin, Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia (versi Majalah Marketing), Penulis Buku Terlaris Rekor MURI "Financial Revolution" "Simpel, praktis dan wajib bagi istri-istri yang berniat mem...

Aisyah & Maisyah; Persiapan Keuangan Menuju Pelaminan

Aisyah adalah simbol istri sholehah idaman suami & dambaan mertua. Maisyah artinya penghasilan atau kemampuan finansial. Aisyah & Maisyah adalah dua hal yang menjadi impian seorang pemuda, mempersunting istri sholehah tanpa khawatir dengan kondisi keuangan. Buku Aisyah & Maisyah ini memandang pernikahan dari sudut pandang keuangan. Karena kita tidak bisa pungkiri kebiasaan dan harapan masyarakat akan sebuah upacara resepsi pernikahan. Kita tidak bisa tutup telinga dari pesan-pesan orang tua agar bisa menyelenggarakan resepsi pernikahan yang mereka idamkan. Tapi kita juga harus mau realistis dengan kondisi keuangan kita sendiri. Itulah kenapa tidak sedikit pemuda yang sebetulnya siap untuk segera menikah, namun terjegal dengan masalah keuangan. Alasan klasiknya adalah “Aisyah sudah ada, tapi maisyah belum punya”. Sebuah keprihatinan yang harus kita lihat adalah betapa banyaknya pemuda dan orang tua mereka yang lebih memprioritaskan resep...

Perencanaan Keuangan ala Nabi Yusuf AS

Topik perencanaan keuangan bisa dikatakan masih sangat baru di Indonesia. Padahal di negara maju seperti Amerika Serikat dan Singapura, Perencanaan Keuangan atau istilah kerennya Financial Planning ini sudah bukan lagi benda aneh. Tapi kalau kita jeli melihat sejarah, ternyata perencanaan keuangan ini sudah dipraktekan dengan baik sejak ribuan tahun yang lalu. Alkisah pada suatu zaman di negeri Mesir. Seorang pemuda tampan dan baik dijebak dalam skandal yang melibatkan seorang istri pembesar Mesir. Singkat cerita, dijebloskanlah ia kedalam penjara atas kesalahan yang tidak dilakukannya. Nabi dan Rasul yang benama Yusuf ini memiliki kelebihan yaitu bisa menafsirkan mimpi dengan tepat. Bukan ilmu sihir yang digunakannya, melainkan wahyu Allah yang menjadi landasannya. Sempat di dalam penjara ia menafsirkan mimpi dari dua orang penghuni penjara yang bertanya padanya. Ia pun menjelaskan bahwa salah seorang akan keluar dari penjara dan kembali menjadi tukang kebun istana. Sedangkan sala...

Tips Menabung dari Rasulullah saw

Islam bukan hanya bicara masalah ibadah, bukan cuma bicara masalah iman dan amal soleh. Namun Islam adalah ajaran hidup yang lengkap dan sempurna. Termasuk dalam hal ekonomi dan keuangan pun Islam memberikan solusi. Dan ada banyak sekali pelajaran mengelola keuangan yang bisa kita ambil dari ajaran Islam. Dan salah satunya yang akan kita bahas kali ini adalah tips menabung dari Rasulullah Muhammad saw. Ya betul, ternyata rasulullah saw sudah mengajari kita untuk menabung sejak belasan ribu tahun yang lalu. Simak perkataan beliau yang bijaksana berikut ini: Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HR Muslim & Ahmad] Menyisihkan kelebihan atau menabung, dalam hadits ini dijelaskan maksudnya yaitu untuk berjaga-jaga pada saat miskin dan membutuhkan. Memang sudah menjadi hukum alam bahwa roda perekonomian terus berputar seper...

Saving dulu, baru shopping...!

Kalau kita lihat kebiasaan kebanyakan orang saat ini, setiap kali habis gajian langsung dipakai untuk belanja. Kalau tidak percaya, lihat saja pusat perbelanjaan. Biasanya pusat perbelanjaan paling ramai antara tanggal 25 sampai dengan tanggal 5. Karena karyawan swasta gajian sekitar tanggal 25 sampai dengan tanggal 30, dan pegawai negeri gajian sekitar tanggal 1 atau 2. Departemen store pun tidak mau ketinggalan kesempatan, mereka memberikan diskon tertentu diantara tanggal-tanggal tersebut. Untuk urusan belanja, memang semangat begitu pegang uang di tangan. Sedangkan kalau urusan menabung, biasanya sih menunggu sisa aja deh di akhir bulan. Padahal, yang namanya uang, sulit sekali untuk bersisa. Maka menunggu uang sisa untuk menabung hampir dipastikan gagal terus setiap bulan. Ada saja yang namanya "kebutuhan" sehingga uangnya pun habis tak bersisa untuk ditabung. Maka kalau ingin bisa menabung secara rutin, gunakan rumus ini: saving dulu, baru shopping...! Walaupun sudah me...

Pay Your God First

Anda tentu pernah mendengar semboyan "pay yourself first" alias bayar diri Anda sendiri terlebih dahulu. Maksud dari istilah ini adalah, kita diminta untuk mendahulukan kepentingan diri kita sendiri. Dalam hal ini adalah tabungan dan investasi untuk masa depan. Karena biasanya, yang sering terjadi adalah kita tidak membayar diri kita sendiri terlebih dahulu. Tapi malah mendahulukan membayar untuk orang lain alias belanja yang menguntungkan para penjual. Sebetulnya, prinsip pay yourself first ada benarnya juga. Yaitu memprioritaskan tabungan daripada pengeluaran lainnya. Jika Anda membayar orang lain terlebih dahulu baru kemudian membayar diri Anda sendiri belakangan, maka Anda sesungguhnya telah memilih jalan yang sulit untuk bisa membuat Anda kaya. Menghabiskan uang untuk membayar tagihan-tagihan dan biaya hidup yang tidak terbatas, lalu kemudian menunggu sisa untuk bisa menabung, itulah gambaran golongan orang seperti ini. Percaya atau tidak, menunggu uang bersisa di akhir...

Cashflow for Muslim Golden Rules

1. Pay Your God First Ini artinya, setiap kali menerima penghasilan. Maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membayar dulu hak Allah swt. Karena sebagai muslim kita tentu yakin, bahwa segala rezeki datangnya hanya dari Allah dan atas izin Allah. Maka wajar saja jika kita harus bayarkan dulu hak Allah swt. Setiap rezeki yang kita terima, Allah telah menitipkan 2,5% hak para dhuafa di dalamnya. Maka pastikan rezeki yang kita terima sudah dibersihkan dengan zakat sebelum digunakan. Dan akan lebih baik lagi juga kita lengkapi rasa syukur kita dengan memberikan sedekah tambahan pada mereka yang berhak. 2. No Overdue Jangan sepelekan pembayaran hutang. Karena jika sampai mengabaikan hutang, maka bersiaplah untuk kerugian yang lebih besar. Mulai dari denda keterlambatan, bunga tambahan, ancaman hukum perdata, efek psikologis karena dikejar hutang, dan seterusnya. Pembayaran hutang ini layaknya dialokasikan dari penghasilan bersih sesudah dipotong zakat, sebelum digunakan untuk hal la...

Peta Hidup

Kehidupan kita itu seperti sebuah lomba rally mobil. Dimana kita start di satu titik, lalu melawati beberapa etape atau episode kehidupan, sampai kemudian pada titik finish. Titik start kehidupan kita, secara keuangan, adalah pernikahan. Kalau sudah menikah, biasanya sih ada “buntut”nya yaitu anak-anak. Kalau sudah menikah atau punya anak, tentu harus sudah punya rumah. Kalau sudah punya rumah, biasanya ingin punya mobil. Dan episode-episode kehidupan berikutnya seperti naik haji, berlibur, menyekolahkan anak, pensiun, sampai pada titik finish kehidupan kita. Setiap episode kehidupan punya konsekuensi keuangan yang tidak sedikit. Menikah butuh biaya, dan biasanya kita dituntut untuk bisa independent secara keuangan setelah menikah. Melahirkan anak juga tidak sedikit biayanya. Beli rumah dan mobil, tentu juga tidak murah dan makin lama makin terus naik. Haji, baik yang biasa ataupun yang plus juga perlu dana puluhan juta. Liburan mungkin bisa murah, tapi juga bisa mahal. Begitu juga den...

It’s not about numbers, it’s about priority

Slide ini adalah slide yang paling banyak mendapatkan komentar dari penerima file presentasi C4M. Kebanyakan komentar tentunya menyoroti angkanya yang kelihatan “tidak realistis”. Baik itu dari sudut pandang dirinya sendiri, biasanya karena menganggap penghasilan segitu adalah terlalu besar, atau pengeluaran untuk belanja terlalu kecil, dll. Sampai pada sebuah protes yang menyatakan bahwa angka ini jauh dari realitas masyarakat Indonesia. Saya anggap komentar, bahkan kritikan pedas ini wajar saja karena datangnya dari mereka yang tidak mengikuti pelatihan. Sedangkan pada para peserta pelatihan, saya sudah jelaskan berulang-ulang: “Jangan lihat angkanya, ini hanya contoh saja. Perhatikan urutannya, bukan angkanya…!!!” Perhatikan urutannya, biasanya kebanyakan keluarga mementingkan biaya hidup seperti belanja bulanan, sekolah anak, transport, sembako, dan sejenisnya sebagai prioritas utama dalam cashflow mereka. Hal ini yang saya coba rubah. Mulai dari sekarang, kita balik. Biaya hidup a...

Perencanaan Keuangan Konvensional vs Syariah

Proses perencanaan keuangan syariah dimulai dari meluruskan niat, bahwa niatnya adalah untuk merencanakan masa depan tanpa melupakan unsur takdir. Usaha yang dibarengi kepasrahan ini disebut juga dengan tawakal. Dan tentu saja tujuan yang ingin dicapai klien bukan hanya mengejar kepentingan materi semata, tapi juga kesuksesan di akhirat ( al-falaah ). Tujuan keuangan klien pun disesuaikan prioritasnya dengan ajaran Islam, yaitu mendahulukan yang wajib di atas yang sunnah. Misalnya, seorang klien ingin memberikan dana haji untuk anak-anaknya, namun menyerahkan urusan perkawinan pada anak-anaknya masing-masing. Hal ini perlu diluruskan oleh perencana keuangan syariah. Karena menikahkan anak itu wajib, sedangkan menghajikan itu tidak wajib. Maka menyiapkan dana untuk menikahkan anak lebih prioritas daripada menyiapkan dana untuk menghajikan mereka. Aspek legalitas transaksi keuangan pun perlu juga diperhatikan. Agar jangan sampai melanggar atusan syariat seperti riba (bunga), maisyir (jud...

Perencanaan Keuangan

Apa itu perencanaan keuangan? Kita semua membuat banyak sekali kuputusan setiap harinya. Mulai dari bangun tidur; kita harus membuat keputusan apakah akan langsung bangun dan mandi, atau bermalas-malasan sejenak. Memilih pakaian yang akan dikenakan, memilih akan sarapan apa, membaca koran di rumah atau di kantor saja, dan seterusnya. Sebagian besar keputusan ini mungkin sederhana dan hanya memiliki beberapa konsekuensi yang sepele. Namun disadari atau tidak, sebagian keputusan yang harus kita ambil ternyata cukup kompleks dan punya efek yang panjang terhadap keuangan kita. Misalnya, ketika harus memilih akan menabung dimana, investasi berapa, asuransi apa yang dipilih, beli rumah dimana, beli mobil apa, dll. Sayangnya, ketika membuat keputusan hanya sedikit orang yang memperhatikan bagaimana caranya untuk membuat keputusan yang lebih baik. Dan hanya sebagian yang sadar bahwa apa yang dilakukan hari ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi mereka di masa depan. Dari kacamata keuanga...

Tentang File Presentasi

Sudah puluhan imel dan sms masuk ke saya mengomentari file cashflow for muslim.ppt, dan kagetnya adalah, ternyata imel dan sms tersebut datang dari "unexpected". Karena sebetulnya file tersebut ditujukkan untuk pelatihan di sebuah perusahaan. Tapi ternyata file tersebut beredar bukan hanya internal perusahaan itu saja, tapi sudah menyebar luas. Dan saya merasa perlu untuk membuat blog ini sebagai sarana komunikasi lebih lanjut untuk membahas file presentasi tersebut, maupun hal lain yang berkaitan dengan konsep Cashflow for Muslim. Karena imel dan sms yang masuk dari orang lain yang tidak mengikuti pelatihan tersebut, ternyata sebagian besar salah kaprah dalam memahami isi presentasi tersebut. Presentasi tersebut memang didesign untuk tidak hanya ditampilkan, tapi juga dijelaskan secara lisan. Sehingga wajar saja jika kemudian mereka yang melihat file-nya tanpa mendengarkan penjelasannya bisa mendapatkan informasi yang miss-leading.