Skip to main content

Perencana Keuangan; Apa & Kenapa...?

Tugas utama para profesi ini adalah mendampingi orang perseorangan atau sebuah keluarga untuk menyusun sebuah rencana keuangan guna mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dipilih atau ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks ini, perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan keuangan pribadi (personal finance) daripada keuangan perusahaan (corporate finance). Rencana keuangan berisi daftar dari tujuan keuangan disertai saran-saran bagaimana cara mencapainya dan tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi orang atau keluarga bersangkutan.

Jadi fungsi dari perencanaan keuangan keluarga adalah merencanakan masa depan sedini mungkin untuk mencapai tujuan keuangan yang dicita-citakan melalui pengelolaan keuangan yang terencana, teratur dan bijak.
Dalam buku berjudul The Truth About Money, Ric Edelman memaparkan 11 alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan, yakni karena melalui proses perencanaan keuangan kita lebih dimungkinkan untuk:
1. Melindungi diri sendiri dan keluarga dari berbagai risiko yang berdampak secara finansial seperti kecelakaan, penyakit, kematian, dan tuntutan hukum;
2. Mengurangi hutang-hutang pribadi/keluarga;
3. Membiayai kehidupan saat tidak lagi berada dalam rentang usia produktif --- ini berkaitan dengan naiknya tingkat ekspektasi hidup rata-rata manusia di suatu negara;
4. Membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk membesarkan anak(-anak);
5. Menyediakan biaya pendidikan anak (-anak) sampai keperguruan tinggi;
6. Membayar biaya perkawinan anak(-anak) perempuan kita;
7. Membeli kendaraan;
8. Membeli rumah;
9. Mampu menentukan masa pensiun dengan gaya hidup yang kita inginkan;
10. Membayar biaya-biaya perawatan yang bersifat jangka panjang; dan ...
11. Mewariskan kesejahteraan kepada generasi berikutnya (anak, cucu, cicit, canggah).
Daftar tujuan keuangan bisa ditambah sesuai dengan kepentingan masing-masing yang sangat bervariasi. Pada intinya perencanaan keuangan menjadi penting karena tanpa perencanaan yang baik hidup seseorang akan menjadi semakin sulit dan tidak mempunyai arah atau tujuan yang jelas.



Dalam kenyataanya di Indonesia masih sangat sedikit keluarga yang sudah menyusun rencana keuangannya. Faktor penyebabnya antara lain :
1. Tidak mempunyai tujuan keuangan yang jelas sehingga cenderung menghabiskan uangnya untuk memenuhi keinginan jangka pendek semata.
2. Keterbatasan waktu
3. Keterbatasan ilmu dan pengetahuan bagaimana mengelola keuangan keluarga yang baik
4. Belum mampu memilih produk investasi yang semakin beragam
5. Kesadaran masyarakat yang rendah

Comments

Popular posts from this blog

Tips Menabung dari Rasulullah saw

Islam bukan hanya bicara masalah ibadah, bukan cuma bicara masalah iman dan amal soleh. Namun Islam adalah ajaran hidup yang lengkap dan sempurna. Termasuk dalam hal ekonomi dan keuangan pun Islam memberikan solusi. Dan ada banyak sekali pelajaran mengelola keuangan yang bisa kita ambil dari ajaran Islam. Dan salah satunya yang akan kita bahas kali ini adalah tips menabung dari Rasulullah Muhammad saw. Ya betul, ternyata rasulullah saw sudah mengajari kita untuk menabung sejak belasan ribu tahun yang lalu. Simak perkataan beliau yang bijaksana berikut ini: Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HR Muslim & Ahmad] Menyisihkan kelebihan atau menabung, dalam hadits ini dijelaskan maksudnya yaitu untuk berjaga-jaga pada saat miskin dan membutuhkan. Memang sudah menjadi hukum alam bahwa roda perekonomian terus berputar seper...

If you wanna be rich & healthy, be happy…!

Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, termasuk kita sendiri, tidak bisa kita hindari anggapan bahwa semakin kaya seseorang pastilah ia akan semakin bahagia. Atau dengan kata lain, kekayaan bisa mendatangkan kebahagiaan. Tapi ternyata, anggapan itu tidak selalu benar, meskipun juga tidak bisa kita bilang salah. Ada beberapa penelitian yang menarik untuk bahas berkaitan dengan hal ini: Penelitian dilakukan pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Pada saat itu rata-rata penghasilan adalah 10.000USD dan kehidupan pada saat itu masih tanpa televisi, mesin cuci, atau perlengkapan rumah tangga yang canggih lainnya. 35% dari penduduk yang disurvey menyatakan bahwa kehidupan mereka pada saat itu “sangat bahagia”. Survey yang sama kemudian dilakukan pada tahun 2004 ketika rata-rata penghasilan penduduk Amerika sudah 3 kali lipatnya (inflasi telah disesuaikan) atau sekitar 30.000USD (dengan standar harga tahun 1957). Tentu saja pada tahun 2004 ini kehidupan mereka sudah lebih modern dengan rumah t...

Puasa kok Boros?

Logikanya, kalau puasa itu kan menahan hawa nafsu, termasuk nafsu belanja. Tapi kok pada kenyataannya kita malah keluar uang jauh lebih banyak ya di bulan puasa. Apakah ini wajar, atau sudah bisa dibilang boros ya? Bisa nggak sih fisik kita puasa, lalu hati kita puasa, dan kantong kita juga ikut puasa? Tentunya kalau kantong puasa itu bukannya puasa gak terima penghasilan, tapi puasa biar gak terlalu banyak pengeluaran. Itu semua akan dibahas dalam buku ringan tapi menggelitik ini. Ringan karena buku ini ditulis dengan bahasa sederhana dan dibuat seringkas mungkin karena kita perlu cepat membaca buku ini sambil langsung dipraktekan mengingat ramadhan itu singkat sekali. Dan menggelitik karena buku ini banyak mengungkap sisi lain dari uang. Yaitu sisi psikologi konsumen, yang ternyata banyak mempengaruhi keputusan kita dalam belanja. Ternyata, urusan uang itu tidak semata-mata rasional 1+1=2, tapi ada juga sisi psikologi sebagai konsumen yang harus kita fahami agar tidak terjebak menjad...