Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2009

Tipe Manusia Berdasarkan Horizon Keuangannya

Dilihat dari horizonnya dalam mengelola keuangan, kita bisa golongkan manusia menjadi 3 kategori. Yaitu mereka yang hidupnya untuk masa lalu, mereka yang hidup untuk masa kini, dan mereka yang hidup untuk masa depan. Orang yang hidupnya untuk masa lalu adalah mereka yang kerjanya sekarang, dapat gajinya sekarang, tapi gajinya tersebut sebagian besar habis untuk membayar pengeluarannya di masa lalu (hutang). Ia menggadaikan penghasilannya di masa depan untuk memenuhi kebutuhannya sekarang, karena penghasilannya yang sekarang ini sudah dihabiskannya di masa lalu sebelum penghasilan itu sendiri diterima. Orang seperti ini selalu menengok ke belakang dan sulit memandang ke depan karena dikejar-kejar oleh bayangan hutangnya sendiri.   Orang yang hidupnya untuk masa kini, adalah mereka yang bekerja sekarang, mendapatkan hasil sekarang, dan dihabiskan sekarang juga. Gajinya bulan ini habis untuk keperluannya bulan ini juga. Gajinya bulan depan, habis untuk keperluan bulan itu juga. Pekerjaan

Survival Motive Defeats Pleasure Motive

Sudah seminggu ini saya berusaha untuk memancing ikan dari kolam ikan di bawah teras rumah saya sendiri. Saya gemas juga ingin segera memanen ikan tersebut walaupun ukurannya belum semuanya siap panen. Mungkin karena ada beberapa ikan yang besar dari generasi bibit terdahulu, yang selalu mendominasi ikan kecil bibit generasi berikutnya, sehingga ikan yang generasi berikutnya lambat sekali pertumbuhannya. Kalau begitu, saya harus menangkap ikan yang sudah besar itu supaya ikan kecil bisa berebut makanan dengan lebih seimbang. Tapi karena saya bukan seorang peternak ikan professional, dan juga bukan seorang pemancing professional, maka saya hanya mengandalkan seutas tali pancing dan beberapa kaitnya. Hasilnya, selama satu minggu memancing adalah nol besar. Tidak ada satu ekor ikan pun yang berhasil saya pancing. Sudah beragam umpan dicoba, mulai dari bakso, mpek-mpek, sampai yang tradisional yaitu cacing. Tetap saja gagal, bahkan 1 kait terpaksa harus direlakan karena dibawa kabur ikan b

Investasi Berjamaah dengan Reksadana Syariah

Saya masih ingat sewaktu kecil dulu, ustadz mengajak kita untuk menegakkan sholat berjamaah. Sholat berjamaah itu lebih tinggi derajatnya 27 kali lipat daripada sholat sendirian, begitu katanya. Kekurangan-kekurangan kita dalam menjalankan ibadah sholat seperti bacaan yang kurang sempurna, kurang khusyuk dan sebagainya akan dilengkapi oleh jamaah yang lainnya. Begitu penjelasan ustadz. Ternyata prinsip ini rupanya relevan juga dengan dunia investasi. Dimana dalam investasi, jika melakukan investasi sendiri kita harus benar-benar menjalankan semuanya sendirian dengan baik. Jika tidak, bukannya untung didapat, mungkin malah rugi jadinya. Sedangkan investasi secara bersama-sama atau berjamaah, risikonya menjadi lebih rendah dan hasilnya pun lebih optimal. Misalnya saja ketika kita ingin menginvestasikan dana yang kita miliki di bursa saham. Walaupun sekarang ini dengan dana Rp 10 juta saja sudah bisa mulai buka rekening efek untuk transaksi di bursa saham, tapi untuk bisa optimal memang s