Skip to main content

Investasi Berjamaah dengan Reksadana Syariah

Saya masih ingat sewaktu kecil dulu, ustadz mengajak kita untuk menegakkan sholat berjamaah. Sholat berjamaah itu lebih tinggi derajatnya 27 kali lipat daripada sholat sendirian, begitu katanya. Kekurangan-kekurangan kita dalam menjalankan ibadah sholat seperti bacaan yang kurang sempurna, kurang khusyuk dan sebagainya akan dilengkapi oleh jamaah yang lainnya. Begitu penjelasan ustadz.

Ternyata prinsip ini rupanya relevan juga dengan dunia investasi. Dimana dalam investasi, jika melakukan investasi sendiri kita harus benar-benar menjalankan semuanya sendirian dengan baik. Jika tidak, bukannya untung didapat, mungkin malah rugi jadinya. Sedangkan investasi secara bersama-sama atau berjamaah, risikonya menjadi lebih rendah dan hasilnya pun lebih optimal.

Misalnya saja ketika kita ingin menginvestasikan dana yang kita miliki di bursa saham. Walaupun sekarang ini dengan dana Rp 10 juta saja sudah bisa mulai buka rekening efek untuk transaksi di bursa saham, tapi untuk bisa optimal memang sebaiknya menggunakan dana yang lebih besar lagi. Begitu juga kalau mau berinvestasi ke dalam bentuk obligasi atau surat hutang, butuh dana yang jauh lebih besar lagi.

Investasi sendiri, jelas lebih sulit. Setidaknya dari segi besarnya dana. Semakin besar dana yang diinvestasikan, akan semakin tersebar pula portofolio investasi kita. Dan secara teoritis, semakin tersebar investasinya, akan semakin kecil juga risikonya. Dan bukan hanya masalah besaran dana, investasi sendiri artinya kita harus punya keahlian yang memadai untuk memilih dan memilah portfolio investasi. Yang paling mendasar adalah kita harus bisa membedakan efek mana yang sesuai syariah, dan mana yang tidak. Mana yang potensi keuntungannya lebih tinggi, mana yang profil risikonya lebih rendah. Kapan waktu yang tepat untuk beli, dan kapan waktu yang tepat untuk menjual. Itu semua harus dipelajari oleh setiap investor yang ingin menginvestasikan sendiri dananya.

Sayangnya tidak semua orang punya cukup banyak waktu dan keahlian yang memadai untuk melakukan hal itu semua. Untuk itulah ada baiknya kita pertimbangkan investasi dalam bentuk reksadana. Dengan berinvestasi ke dalam reksadana, kita seperti berinvestasi secara berjamaah karena dana kita digabungkan dengan investor lain sehingga menjadi besar, dan dikontrol oleh tim Manajer Investasi yang punya keahlian untuk mengendalikan investasi yang dilakukan.

Reksadana pada prinsipnya adalah investasi berjamaah dimana dana investor digabungkan semua, lalu kemudian dibelikan kembali efek-efek investasi secara kolektif. Selanjutnya kenaikan ataupun penurunan dari portofolio investasi tersebut akan menambah atau mengurangi nilai investasi setiap investor secara proporsional. Dalam hal ini, asas bagi hasil digunakan diantara sesama investor.

Dana para investor ini dikumpulkan oleh perusahaan manajer investasi yang memiliki izin untuk mengelola produk Reksa Dana. Investor tidak perlu pusing-pusing lagi mau beli saham apa, mau beli obligasi apa dan sebagainya. Karena semuanya diputuskan oleh tim Manajer Investasi dan dilaporkan pada investor dalam bentuk pergerakan harga yang terus berubah setiap harinya. Jadi, dengan berinvestasi pada reksadana, bisa dibilang investor bisa duduk manis serasa memiliki manajer investasi sendiri yang mengatur portofolio investasinya.

Apalagi sekarang ini sudah banyak sekali pilihan reksadana syariah. Namanya aja syariah, tentunya portofolionya sudah sesuai dengan syariah. Pemilihan efeknya seperti saham dan obligasi berdasarkan Daftar Efek Syariah yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Dewan Syariah Nasional. Ada reksadana syariah berbasis saham, indeks saham, obligasi, dan campuran.


 

Tapi yang namanya investasi bukan berarti tanpa risiko lho. Yang namanya harga naik turun itu adalah risiko yang wajar. Jangan sampai kita masih memiliki mental riba. Mental riba itu artinya cuma mau untung, tapi tidak siap untuk rugi. Sama seperti bunga deposito bank yang termasuk riba, cuma untung dan tidak mungkin rugi. Mental riba seperti ini harus kita hindari sebagai investor syariah. Karena pada dasarnya tidak ada yang pasti untung dalam dunia investasi dan bisnis.

Yang perlu kita berhati-hati adalah risko yang tidak wajar seperti penipuan. Karena akhir-akhir sering kita lihat di media mengenai produk investasi yang gagal bayar karena ditinggal kabur atau disalahgunakan. Untuk mengantisipasinya, perhatikan tips berikut ini:

  1. Baca dan pelajari prospektus reksadana sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
  2. Hanya beli dan investasi pada reksadana syariah untuk memastikan kehalalan keuntungan yang diperoleh
  3. Pastikan reksa dana yang dibeli adalah reksa dana yang sah dengan mengecek pernyataan efektif dari bapepam-lk sebagai otoritas pengawas produk keuangan. Anda tentu masih ingat beberapa kasus dimana ada reksadana "palsu" dijual oleh bank yang kini sudah ditutup, dan ada produk discretrionary fund disalahpersepsikan sebagai reksadana.
  4. Reksadana dikeluarkan oleh perusahaan manajer investasi, bukan oleh bank. Jika membeli reksadana melalui bank, pastikan bahwa bank tersebut memiliki izin yang sah sebagai agen penjual reksadana.
  5. Karena reksadana bukan produk bank, pastikan kita mengerti bahwa produk ini diluar program penjaminan perbankan oleh LPS. Setiap investasi, pasti ada risikonya. dan risiko terbesar adalah kalau investornya tidak mengerti.
  6. Dapatkan laporan bulanan dari manajer investasi dan evaluasi terus kinerja investasi Anda sesuai dengan target jangka waktu investasi. Jika dananya akan digunakan dalam jangka panjang, tidak perlu panik dengan penurunan harga sesaat.

Selamat berinvestasi berjamaah dengan reksadana syariah.

Comments

Popular posts from this blog

Perencanaan Keuangan Konvensional vs Syariah

Proses perencanaan keuangan syariah dimulai dari meluruskan niat, bahwa niatnya adalah untuk merencanakan masa depan tanpa melupakan unsur takdir. Usaha yang dibarengi kepasrahan ini disebut juga dengan tawakal. Dan tentu saja tujuan yang ingin dicapai klien bukan hanya mengejar kepentingan materi semata, tapi juga kesuksesan di akhirat ( al-falaah ). Tujuan keuangan klien pun disesuaikan prioritasnya dengan ajaran Islam, yaitu mendahulukan yang wajib di atas yang sunnah. Misalnya, seorang klien ingin memberikan dana haji untuk anak-anaknya, namun menyerahkan urusan perkawinan pada anak-anaknya masing-masing. Hal ini perlu diluruskan oleh perencana keuangan syariah. Karena menikahkan anak itu wajib, sedangkan menghajikan itu tidak wajib. Maka menyiapkan dana untuk menikahkan anak lebih prioritas daripada menyiapkan dana untuk menghajikan mereka. Aspek legalitas transaksi keuangan pun perlu juga diperhatikan. Agar jangan sampai melanggar atusan syariat seperti riba (bunga), maisyir (jud

If you wanna be rich & healthy, be happy…!

Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, termasuk kita sendiri, tidak bisa kita hindari anggapan bahwa semakin kaya seseorang pastilah ia akan semakin bahagia. Atau dengan kata lain, kekayaan bisa mendatangkan kebahagiaan. Tapi ternyata, anggapan itu tidak selalu benar, meskipun juga tidak bisa kita bilang salah. Ada beberapa penelitian yang menarik untuk bahas berkaitan dengan hal ini: Penelitian dilakukan pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Pada saat itu rata-rata penghasilan adalah 10.000USD dan kehidupan pada saat itu masih tanpa televisi, mesin cuci, atau perlengkapan rumah tangga yang canggih lainnya. 35% dari penduduk yang disurvey menyatakan bahwa kehidupan mereka pada saat itu “sangat bahagia”. Survey yang sama kemudian dilakukan pada tahun 2004 ketika rata-rata penghasilan penduduk Amerika sudah 3 kali lipatnya (inflasi telah disesuaikan) atau sekitar 30.000USD (dengan standar harga tahun 1957). Tentu saja pada tahun 2004 ini kehidupan mereka sudah lebih modern dengan rumah t

Bisnis 5 eMber

Bisnis 5 eM adalah bisnis yang luar biasa. Bayangkan, hanya dengan modal sesendok, kita bisa dapat keuntungan sampai 5 eMber. Caranya mudah sekali, cukup dengan mendaftar dan menyetorkan biaya pendaftaran. Gak perlu merasa rugi, biayanya toh cuma sesendok saja. Jauh lebih murah daripada biaya listrik Anda sebulan. Kalaupun tidak berhasil, anggap saja beramal. Gak perlu kerja keras lagi, gak usah pusing-pusing lagi, cukup dengan mencari 4 orang untuk bergabung dengan Anda dalam bisnis ini maka Anda akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Dengan mengikuti bisnis ini, Anda akan kaya, dan Anda akan membuat orang lain juga menjadi kaya. Luar biasa sekali bukan…? Pernah mendapatkan tawaran seperti itu atau yang sejenisnya? Saya yakin sudah. Karena penawaran seperti ini sekarang ini luar biasa sekali bayaknya. Mulai dari yang tradisional dengan kertas fotokopian yang disebarkan atau ditaruh di bilik ATM, sampai pada yang modern yang diedarkan melalui imel di internet. Mulai dari yang m