Skip to main content

Biar gak Kecanduan Gaji

Bagaimana caranya biar gak kecanduan gaji? Biar bisa bebas belanja tanggal berapapun juga, biar gak moody tergantung tanggal, dan happy all-month-long...

Gampang... jangan ambil duit gaji untuk keperluan bulanan, tapi ambil aja dari tabungan. Jadi, gaji masuk tabungan tiap tanggal gajian. Kita ambil tabungan sesuka kita lah. Anggap aja kita menggaji diri kita sendiri dari tabungan itu.

Tapi inget lho, jangan ngambil dari tabungan lebih besar dari nominal gaji tiap bulan, bisa tekor nantinya. Ini syarat mutlak...!

Syarat berikutnya adalah... kudu punya dana cadangan dulu, baru bisa deh jalanin strategi ini.
Buat karyawan, dana cadangan yang harus disiapkan adalah 3-6 kali pengeluaran. Dan untuk pengusaha, dua kali lipat dari karyawan.

So, bikin 1 rekening khusus untuk nampung gaji dan dana cadangan. Nah, silakan ambil sesuka hati mau kapan saja dari rekening itu (tapi jangan sesuka hati ya jumlahnya).
Untuk nabung buat keperluan khusus, taronya di tempat lain ya biar gak nyampur dan kepake...

Comments

Popular posts from this blog

If you wanna be rich & healthy, be happy…!

Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, termasuk kita sendiri, tidak bisa kita hindari anggapan bahwa semakin kaya seseorang pastilah ia akan semakin bahagia. Atau dengan kata lain, kekayaan bisa mendatangkan kebahagiaan. Tapi ternyata, anggapan itu tidak selalu benar, meskipun juga tidak bisa kita bilang salah. Ada beberapa penelitian yang menarik untuk bahas berkaitan dengan hal ini: Penelitian dilakukan pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Pada saat itu rata-rata penghasilan adalah 10.000USD dan kehidupan pada saat itu masih tanpa televisi, mesin cuci, atau perlengkapan rumah tangga yang canggih lainnya. 35% dari penduduk yang disurvey menyatakan bahwa kehidupan mereka pada saat itu “sangat bahagia”. Survey yang sama kemudian dilakukan pada tahun 2004 ketika rata-rata penghasilan penduduk Amerika sudah 3 kali lipatnya (inflasi telah disesuaikan) atau sekitar 30.000USD (dengan standar harga tahun 1957). Tentu saja pada tahun 2004 ini kehidupan mereka sudah lebih modern dengan rumah t...

Puasa kok Boros?

Logikanya, kalau puasa itu kan menahan hawa nafsu, termasuk nafsu belanja. Tapi kok pada kenyataannya kita malah keluar uang jauh lebih banyak ya di bulan puasa. Apakah ini wajar, atau sudah bisa dibilang boros ya? Bisa nggak sih fisik kita puasa, lalu hati kita puasa, dan kantong kita juga ikut puasa? Tentunya kalau kantong puasa itu bukannya puasa gak terima penghasilan, tapi puasa biar gak terlalu banyak pengeluaran. Itu semua akan dibahas dalam buku ringan tapi menggelitik ini. Ringan karena buku ini ditulis dengan bahasa sederhana dan dibuat seringkas mungkin karena kita perlu cepat membaca buku ini sambil langsung dipraktekan mengingat ramadhan itu singkat sekali. Dan menggelitik karena buku ini banyak mengungkap sisi lain dari uang. Yaitu sisi psikologi konsumen, yang ternyata banyak mempengaruhi keputusan kita dalam belanja. Ternyata, urusan uang itu tidak semata-mata rasional 1+1=2, tapi ada juga sisi psikologi sebagai konsumen yang harus kita fahami agar tidak terjebak menjad...

Islamic Wealth Management

Islam bukan hanya masalah ibadah dan ritual saja, tapi sebuah sistem hidup. Mulai dari ibadah ritual, sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, keluarga, dan sebagainya. Termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga, ada aturan baru yang harus dijalankan seperti zakat dan waris. Dan ada juga prinsip-prinsip umum yang dapat kita terapkan sesuai dengan situasi dan kondisi kita seperti prinsip investasi, prinsip dalam mengatur cashflow dan sebagainya. Islamic Wealth Management pada dasarnya mengatur banyak hal mulai dari pengelolaan keuangan sehari-hari (cashflow), investasi, kepemilikan, zakat, waris, hutang-piutang, dan sebagainya. Untuk memudahkannya, kita dapat bagi menjadi 4 kelompok aktivitas yaitu Wealth Generation (penciptaan kekayaan), Wealth Accumulation (akumulasi kekayaan), Wealth Protection (perlindungan kekayaan), dan Wealth Distribution (pendistribusian kekayaan). Untuk membahasnya satu-persatu, tentu diperlukan pembahasannya yang lebih mendalam lagi. Insya Allah disambung dalam ...