Skip to main content

Sukuk Ritel; Oase di Tengah Padang Gurun Krisis

Tulisan ini mungkin agak terlambat, atau lebih tepatnya sudah seminggu yang lalu seharusnya dikeluarkan. Namun untuk menjaga kejernihan pendapat dalam tulisan ini agar tidak bercampur dengan euforia, tidak apalah menunda sedikit waktu penerbitan tulisan ini.

Pantas saja kalau keluarnya Sukuk Ritel ini menjadi euforia karena setidaknya tiga hal. Pertama, bisa dibilang ini adalah produk keuangan syariah ritel pertama yang fixed income. Dan kedua, sudah cukup lamanya konsep produk ini dibahas dan diusulkan namun baru bisa terealisasi sekarang. Dan ketiga, jelas karena returnnya yang sangat menarik di tengah gelombang krisis seperti ini.

Sebetulnya sudah ada investasi syariah yang memberikan fixed income seperti Obligasi Ijarah, namun jelas tidak ritel. Dan juga sudah ada produk deposito syariah fixed income yang dikeluarkan oleh salah satu bank syariah asing, tapi jelas produk ini lebih beresiko dari deposito biasa.

Keistimewaan Sukuk Ritel ini adalah pada sifat risikonya yang bisa dibilang zero risk. Karena dijamin oleh Undang-undang dan dikeluarkan oleh Negara. Bisa dibilang, sukuk ini hanya akan gagal bayar kalau Negara bangkrut. Dan itu hampir mustahil terjadi.

Selain itu, kebanyakan investor di Indonesia masih deposito-minded. Maunya yang fixed income dalam arti bisa ngasih hasil instant per bulan supaya bisa langsung kelihatan hasilnya. Sedangkan produk investasi yang bersifat growth income lebih susah dipahami, dan susah diperbandingkan. Setidaknya itulah yang saya pahami dari peserta seminar & pelatihan yang diselenggarakan untuk orang awam dunia investasi. Kalau dijelaskan investasi pada reksadana, saham, atau bahkan emas pun; mereka akan langsung bertanya: "berapa bunganya per bulan? Dan berapa lama jangka waktunya?" padahal, tidak ada jangka waktu dan tidak memberikan bunga pasti.

Nah, sekarang kita bicara return. Untuk investor fixed income seperti yang saya jelaskan di atas, jelaslah Sukuk Ritel ini menjadi sangat menarik. Bagaimana tidak, dengan suku bunga yang terus turun seperti sekarang ini, Sukuk Ritel 001 malah menawarkan return yang fixed sebesar 12%. Jauh di atas deposito yang sekarang sudah merosot kembali ke kisaran angka 9%.

Beberapa bulan yang lalu, kita masih bisa dapat deposito dengan return 13%. Syaratnya cuma satu, punya dana setidaknya Rp 500 juta untuk didepositokan. Nah sekarang, dengan hanya Rp 5 juta saja, kita sudah bisa dapat 12%. Jelas menggiurkan. Return deposito 13% sekarang ini masih bisa didapatkan di BPR, tapi jelas risikonya lebih tinggi daripada Sukuk.

Itulah kenapa saya anggap Sukuk ini sebagai oase di tengah gurun, karena di tengah-tengah trend turunnya suku bunga, Sukuk ini menawarkan hasil fixed selama 3 tahun yang cukup tinggi. Diperkirakan, suku bunga BI akan terus turun sampai sekitar 7,25% dari sekarang 8,25%. Artinya, SR001 ini bisa berpeluang untuk naik juga harganya kalau kita jual di tengah jalan sebelum jatuh tempo.

Jadi, apa perlu punya Sukuk Ritel ini? Saya sarankan pembelian Sukuk Ritel ini untuk:
• Yang punya dana nganggur dan belum ada alokasinya untuk 1-3 tahun ke depan.
• Yang punya dana berlebihan di deposito. Silahkan sisakan sekitar 6x biaya hidup bulanan di deposito sebagai Dana Cadangan, atau untuk keperluan yang sudah jelas di tahun ini; sisanya... lebih baik dialokasikan pada Sukuk Ritel ini.
• Klien yang dalam Rencana Keuangannya disarankan produk RD Pasar Uang atau RD Pendapatan Tetap... silakan beralih ke Sukuk Ritel karena RDPU & RDPT sekarang ini sedang kurang menarik returnnya.
• Klien yang punya Tujuan Keuangan dalam waktu 2-4 tahun ke depan dengan target pertumbuhan 12%

Tapi hati-hati, di tengah euforia atas produk ini, jangan lupa untuk tetap memperhatikan biaya-biaya yang mungkin timbul atas pembelian produk ini:
• Pajak penghasilan. Prospektusnya menjelaskan PPh sebesar 20% final, namun ada peraturan baru mengenai PPh Obligasi menjadi 15% final, kita tunggu saja apakah ini juga berlaku terhadap Sukuk.
• Biaya pembelian. Biasanya agen penjualnya membebaskan biaya ini, tapi tidak ada salahnya untuk ditanyakan.
• Biaya penjualan. Kalau Anda berniat untuk menjualnya kembali, silakan dicek kembali biaya ini, karena biasanya tidak diungkapkan dengan ditel di brosurnya.
• Biaya kustodian. Nah, ini bisa dibilang biaya yang hampir tidak kelihatan. Kalau kita nasabah baru di bank atau sekuritas, kita mungkin belum tahu bahwa mereka mengenakan biaya ini. Anda harus bertanya mengenai hal ini terlebih dahulu. Hasil pengamatan kami, biaya termahal adalah sebesar 0,025% atau Rp 60.000/tahun di suatu bank lokal, dan termurah adalah 0% di salah satu bank asing.
• Biaya transfer. Biaya ini juga tidak kelihatan karena dianggap sebagai biaya receh, tapi tidak ada salahnya kita perhitungkan juga. Terutama yang belum memiliki rekening di perusahaan sekuritas. Imbal hasil Sukuk yang dibayarkan per bulan akan ditransfer ke rekening nasabah di bank. Kalau belinya di bank, jelas harus punya rekening di bank yang sama, maka tidak ada biaya transfer. Tapi kalau beli Sukuk di sekuritas, maka setiap bulan hasilnya akan ditransfer ke rekening kita, dan itu tentu saja kena biaya. Biaya yang normal adalah Rp 5.000 per transaksi transfer, alias Rp 60.000/bulan.

Comments

Pak Gozali, jika sukuk ini memberikan fixed income 12%, apakah prinsipnya sama dengan sistem bunga pada perbankan konvensional?
Gozali said…
Bunga jelas fixed income, tapi fixed income tidak selalu sama dengan bunga.
Misalnya saja di bank syariah, ada transaksi murabahah untuk mencicil mobil. Akadnya begini: bank membeli mobil tunai dari dealer seharga 130jt, lalu menjual lagi pada konsumen seharga 180jt dengan cara diangsur sebesar Rp 5 juta selama 36 bulan. Nah, tidak ada bunga kan? fixed juga kan?
Nah, Sukuk ini mudah saja kira-kira begini: pemerintah menjual hak guna bangunan di Lapangan Banteng (kantornya Depkeu) kepada penerbit Sukuk (SPV), lalu dileasingkan lagi ke pemerintah. Alhasil, ada keuntungan yang sifatnya fixed. Keuntungan yang fixed inilah yang menjadi 12% yang diterima oleh pembeli sukuk.
Tentunya ini adalah penyederhanaan saja, akadnya sendiri cukup rumit dan berlapis supaya pas dengan prinsip syariah. Mudah-mudahan saya bisa menjelaskannya kalau sudah pegang dokumen resminya.
Gozali said…
Saya perjelas lagi arus uangnya ya...
Pertama, pemerintah membentuk Perusahaan Penerbit SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), ini yang saya sebut sebagai SPV di atas.
Selanjutnya pemerintah menjual aset negara (hak guna bangunan yang dijaminkan) kepada PPSBSN. PPSBSN ini tidak punya uang untuk beli, maka menjual sukuk ke masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat "patungan" untuk beli aset negara tadi melalui PPSBSN. Contoh saya nilainya 100.
Nah, setelah aset negara tadi dijual ke PPSBSN. Lalu aset tersebut disewakan ke pemerintah (soalnya asetnya masih dipake kan sama Depkeu). Setelah 3 tahun, aset tersebut juga dijanjikan untuk dijual kembali ke pemerintah.
Nah, pemerintah sewa & beli aset tersebut dengan total harga 112 misalnya.
Alhasil masyarakat, yang patungan tadi dapat untung sebesar 12 (112-110). Itulah keuntungan dari sukuk.
Anonymous said…
Hello !.
You re, I guess , perhaps very interested to know how one can manage to receive high yields .
There is no initial capital needed You may start earning with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you haven`t ever dreamt of such a chance to become rich
AimTrust incorporates an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

Its head office is in Panama with affiliates around the world.
Do you want to become a happy investor?
That`s your choice That`s what you really need!

I`m happy and lucky, I began to get income with the help of this company,
and I invite you to do the same. If it gets down to select a proper partner utilizes your money in a right way - that`s it!.
I earn US$2,000 per day, and my first investment was 500 dollars only!
It`s easy to start , just click this link http://ydoxeqidy.dreamstation.com/katihi.html
and lucky you`re! Let`s take our chance together to get rid of nastiness of the life
Anonymous said…
Good day !.
You may , perhaps curious to know how one can reach 2000 per day of income .
There is no need to invest much at first. You may begin earning with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you need
AimTrust represents an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

It is based in Panama with structures everywhere: In USA, Canada, Cyprus.
Do you want to become an affluent person?
That`s your choice That`s what you wish in the long run!

I feel good, I started to take up real money with the help of this company,
and I invite you to do the same. If it gets down to select a proper companion who uses your money in a right way - that`s AimTrust!.
I make 2G daily, and my first deposit was 1 grand only!
It`s easy to join , just click this link http://fymewoneg.1accesshost.com/madynok.html
and go! Let`s take this option together to feel the smell of real money
Anonymous said…
Hello!
You may probably be very interested to know how one can manage to receive high yields on investments.
There is no need to invest much at first.
You may commense to get income with a sum that usually is spent
on daily food, that's 20-100 dollars.
I have been participating in one company's work for several years,
and I'm ready to let you know my secrets at my blog.

Please visit blog and send me private message to get the info.

P.S. I earn 1000-2000 per daily now.

http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]
Anonymous said…
Glad to greet you, ladies and gentlemen!

Let me introduce myself,
my name is James F. Collins.
Generally I’m a venturesome gambler. for a long time I’m keen on online-casino and poker.
Not long time ago I started my own blog, where I describe my virtual adventures.
Probably, it will be interesting for you to find out how to win not loose.
Please visit my web site. http://allbestcasino.com I’ll be interested on your opinion..

Popular posts from this blog

Perencanaan Keuangan Konvensional vs Syariah

Proses perencanaan keuangan syariah dimulai dari meluruskan niat, bahwa niatnya adalah untuk merencanakan masa depan tanpa melupakan unsur takdir. Usaha yang dibarengi kepasrahan ini disebut juga dengan tawakal. Dan tentu saja tujuan yang ingin dicapai klien bukan hanya mengejar kepentingan materi semata, tapi juga kesuksesan di akhirat ( al-falaah ). Tujuan keuangan klien pun disesuaikan prioritasnya dengan ajaran Islam, yaitu mendahulukan yang wajib di atas yang sunnah. Misalnya, seorang klien ingin memberikan dana haji untuk anak-anaknya, namun menyerahkan urusan perkawinan pada anak-anaknya masing-masing. Hal ini perlu diluruskan oleh perencana keuangan syariah. Karena menikahkan anak itu wajib, sedangkan menghajikan itu tidak wajib. Maka menyiapkan dana untuk menikahkan anak lebih prioritas daripada menyiapkan dana untuk menghajikan mereka. Aspek legalitas transaksi keuangan pun perlu juga diperhatikan. Agar jangan sampai melanggar atusan syariat seperti riba (bunga), maisyir (jud

If you wanna be rich & healthy, be happy…!

Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, termasuk kita sendiri, tidak bisa kita hindari anggapan bahwa semakin kaya seseorang pastilah ia akan semakin bahagia. Atau dengan kata lain, kekayaan bisa mendatangkan kebahagiaan. Tapi ternyata, anggapan itu tidak selalu benar, meskipun juga tidak bisa kita bilang salah. Ada beberapa penelitian yang menarik untuk bahas berkaitan dengan hal ini: Penelitian dilakukan pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Pada saat itu rata-rata penghasilan adalah 10.000USD dan kehidupan pada saat itu masih tanpa televisi, mesin cuci, atau perlengkapan rumah tangga yang canggih lainnya. 35% dari penduduk yang disurvey menyatakan bahwa kehidupan mereka pada saat itu “sangat bahagia”. Survey yang sama kemudian dilakukan pada tahun 2004 ketika rata-rata penghasilan penduduk Amerika sudah 3 kali lipatnya (inflasi telah disesuaikan) atau sekitar 30.000USD (dengan standar harga tahun 1957). Tentu saja pada tahun 2004 ini kehidupan mereka sudah lebih modern dengan rumah t

Investasi Berjamaah dengan Reksadana Syariah

Saya masih ingat sewaktu kecil dulu, ustadz mengajak kita untuk menegakkan sholat berjamaah. Sholat berjamaah itu lebih tinggi derajatnya 27 kali lipat daripada sholat sendirian, begitu katanya. Kekurangan-kekurangan kita dalam menjalankan ibadah sholat seperti bacaan yang kurang sempurna, kurang khusyuk dan sebagainya akan dilengkapi oleh jamaah yang lainnya. Begitu penjelasan ustadz. Ternyata prinsip ini rupanya relevan juga dengan dunia investasi. Dimana dalam investasi, jika melakukan investasi sendiri kita harus benar-benar menjalankan semuanya sendirian dengan baik. Jika tidak, bukannya untung didapat, mungkin malah rugi jadinya. Sedangkan investasi secara bersama-sama atau berjamaah, risikonya menjadi lebih rendah dan hasilnya pun lebih optimal. Misalnya saja ketika kita ingin menginvestasikan dana yang kita miliki di bursa saham. Walaupun sekarang ini dengan dana Rp 10 juta saja sudah bisa mulai buka rekening efek untuk transaksi di bursa saham, tapi untuk bisa optimal memang s