Skip to main content

It’s not about numbers, it’s about priority



Slide ini adalah slide yang paling banyak mendapatkan komentar dari penerima file presentasi C4M. Kebanyakan komentar tentunya menyoroti angkanya yang kelihatan “tidak realistis”. Baik itu dari sudut pandang dirinya sendiri, biasanya karena menganggap penghasilan segitu adalah terlalu besar, atau pengeluaran untuk belanja terlalu kecil, dll. Sampai pada sebuah protes yang menyatakan bahwa angka ini jauh dari realitas masyarakat Indonesia.

Saya anggap komentar, bahkan kritikan pedas ini wajar saja karena datangnya dari mereka yang tidak mengikuti pelatihan. Sedangkan pada para peserta pelatihan, saya sudah jelaskan berulang-ulang: “Jangan lihat angkanya, ini hanya contoh saja. Perhatikan urutannya, bukan angkanya…!!!”

Perhatikan urutannya, biasanya kebanyakan keluarga mementingkan biaya hidup seperti belanja bulanan, sekolah anak, transport, sembako, dan sejenisnya sebagai prioritas utama dalam cashflow mereka.

Hal ini yang saya coba rubah. Mulai dari sekarang, kita balik. Biaya hidup adalah prioritas yang paling terakhir, bukan pertama. Untuk lebih jelasnya, slide berikutnya menjelaskan perubahan yang saya sarankan.

Comments

Anonymous said…
Bonjorno, cashflow4muslim.blogspot.com!
Cialis generic is used to treat erectile dysfunction Viagra Comprare Cialis [url=http://farmamed.fora.pl/ ] Compra cialis generico[/url] perfetti annoquello sembra avuto che vi assiste famosa girls [url=http://farmitalia.fora.pl/ ]Dove Compra cialis online[/url] rispetto ai farmaci in farmacia; circa il 70%. [url=http://milanofarma.fora.pl/ ]Dove Compra cialis in Italia[/url] Acquistare Cialis generico. Acquisto online. Options V Ora ordinare cialis [url=http://farmanova.fora.pl/ ]Come Comprare cialis generico[/url] Poich? la vendita con strisce di ingrandimento venature beni! Il marchese di [url=http://farmaroma.fora.pl/ ]Come Comprare cialis in Italia[/url]

Popular posts from this blog

Perencanaan Keuangan Konvensional vs Syariah

Proses perencanaan keuangan syariah dimulai dari meluruskan niat, bahwa niatnya adalah untuk merencanakan masa depan tanpa melupakan unsur takdir. Usaha yang dibarengi kepasrahan ini disebut juga dengan tawakal. Dan tentu saja tujuan yang ingin dicapai klien bukan hanya mengejar kepentingan materi semata, tapi juga kesuksesan di akhirat ( al-falaah ). Tujuan keuangan klien pun disesuaikan prioritasnya dengan ajaran Islam, yaitu mendahulukan yang wajib di atas yang sunnah. Misalnya, seorang klien ingin memberikan dana haji untuk anak-anaknya, namun menyerahkan urusan perkawinan pada anak-anaknya masing-masing. Hal ini perlu diluruskan oleh perencana keuangan syariah. Karena menikahkan anak itu wajib, sedangkan menghajikan itu tidak wajib. Maka menyiapkan dana untuk menikahkan anak lebih prioritas daripada menyiapkan dana untuk menghajikan mereka. Aspek legalitas transaksi keuangan pun perlu juga diperhatikan. Agar jangan sampai melanggar atusan syariat seperti riba (bunga), maisyir (jud

If you wanna be rich & healthy, be happy…!

Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, termasuk kita sendiri, tidak bisa kita hindari anggapan bahwa semakin kaya seseorang pastilah ia akan semakin bahagia. Atau dengan kata lain, kekayaan bisa mendatangkan kebahagiaan. Tapi ternyata, anggapan itu tidak selalu benar, meskipun juga tidak bisa kita bilang salah. Ada beberapa penelitian yang menarik untuk bahas berkaitan dengan hal ini: Penelitian dilakukan pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Pada saat itu rata-rata penghasilan adalah 10.000USD dan kehidupan pada saat itu masih tanpa televisi, mesin cuci, atau perlengkapan rumah tangga yang canggih lainnya. 35% dari penduduk yang disurvey menyatakan bahwa kehidupan mereka pada saat itu “sangat bahagia”. Survey yang sama kemudian dilakukan pada tahun 2004 ketika rata-rata penghasilan penduduk Amerika sudah 3 kali lipatnya (inflasi telah disesuaikan) atau sekitar 30.000USD (dengan standar harga tahun 1957). Tentu saja pada tahun 2004 ini kehidupan mereka sudah lebih modern dengan rumah t

Investasi Berjamaah dengan Reksadana Syariah

Saya masih ingat sewaktu kecil dulu, ustadz mengajak kita untuk menegakkan sholat berjamaah. Sholat berjamaah itu lebih tinggi derajatnya 27 kali lipat daripada sholat sendirian, begitu katanya. Kekurangan-kekurangan kita dalam menjalankan ibadah sholat seperti bacaan yang kurang sempurna, kurang khusyuk dan sebagainya akan dilengkapi oleh jamaah yang lainnya. Begitu penjelasan ustadz. Ternyata prinsip ini rupanya relevan juga dengan dunia investasi. Dimana dalam investasi, jika melakukan investasi sendiri kita harus benar-benar menjalankan semuanya sendirian dengan baik. Jika tidak, bukannya untung didapat, mungkin malah rugi jadinya. Sedangkan investasi secara bersama-sama atau berjamaah, risikonya menjadi lebih rendah dan hasilnya pun lebih optimal. Misalnya saja ketika kita ingin menginvestasikan dana yang kita miliki di bursa saham. Walaupun sekarang ini dengan dana Rp 10 juta saja sudah bisa mulai buka rekening efek untuk transaksi di bursa saham, tapi untuk bisa optimal memang s